Gaza kini berada di ambang kehancuran total akibat krisis pangan yang semakin parah, seiring dengan berhentinya operasi Program Pangan Dunia (WFP) di wilayah tersebut. Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh organisasi tersebut, Program Pangan Dunia mengumumkan bahwa mereka tidak dapat lagi menyediakan makanan bagi rakyat Gaza. Hal ini disebabkan oleh penipisan persediaan makanan dan bahan bakar yang ada, yang semakin memperburuk bencana kemanusiaan yang tengah terjadi.
Selama 18 bulan terakhir, Program Pangan Dunia telah mendistribusikan lebih dari 130 juta makanan dan 26 juta roti untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat Gaza yang semakin memburuk akibat pengepungan dan pembatasan akses. Namun, sejak penutupan penyeberangan pada awal Maret 2025, organisasi ini tidak mampu mengisi kembali stok makanan yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza. Program Pangan Dunia juga memperingatkan bahwa tanpa izin dari pihak Israel untuk memasukkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, kegiatan vital mereka akan terhenti sepenuhnya, yang berarti bahwa banyak orang akan mati karena kelaparan.
Krisis kelaparan di Gaza telah mencapai tingkat yang sangat parah, dan dampak dari hal ini sudah sangat terasa. Setidaknya 57 orang, sebagian besar anak-anak, telah meninggal dunia akibat kelaparan yang semakin meluas. Anak-anak Gaza, yang seharusnya menjadi generasi penerus, kini terpaksa berjuang untuk bertahan hidup tanpa akses yang cukup terhadap makanan, air, dan kebutuhan medis. Keadaan ini menunjukkan betapa buruknya kondisi kemanusiaan di Gaza, dan tanpa adanya intervensi segera, jumlah kematian akibat kelaparan akan terus meningkat.
Gaza saat ini terjebak dalam sebuah lingkaran setan, di mana blokade yang diterapkan semakin memperburuk situasi. Tanpa adanya akses ke makanan dan pasokan dasar lainnya, kehidupan warga Gaza menjadi semakin sulit dan tidak layak. Dengan penutupan penyeberangan yang berlangsung selama lebih dari dua bulan, pasokan makanan dan bantuan medis semakin menipis, dan tanpa adanya upaya internasional yang lebih besar, krisis ini diperkirakan akan semakin parah.
Organisasi-organisasi kemanusiaan yang beroperasi di Gaza terus menyerukan agar akses bantuan dibuka, dan meminta dunia internasional untuk lebih banyak bergerak agar bantuan dapat segera disalurkan. Tanpa langkah konkret untuk mengatasi blokade ini, dunia akan terus menyaksikan kehancuran lebih lanjut di Gaza, yang membawa dampak buruk bagi kehidupan jutaan orang, terutama anak-anak yang sangat membutuhkan pertolongan.
Kondisi ini menjadi pengingat yang kuat tentang pentingnya upaya internasional dalam memastikan bahwa bantuan kemanusiaan dapat sampai kepada mereka yang membutuhkan, dan bahwa krisis kelaparan di Gaza harus segera dihentikan. Tanpa itu, bencana kemanusiaan yang lebih besar akan segera terjadi, menambah derita yang sudah dialami oleh rakyat Gaza selama bertahun-tahun.
Di tengah puing-puing yang berserakan dan langit yang masih dipenuhi asap hitam, seorang ayah Palestina berdiri terpaku. Tubuhnya gemetar, namun suaranya t
Di tengah kehancuran Gaza, di antara reruntuhan yang semakin menumpuk, seorang anak Palestina berdiri di antara puing-puing rumahnya yang hancur. Dengan su
Dalam serangkaian serangan udara yang kembali mengguncang Jalur Gaza, tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan terjadi. Sebuah serangan mematikan yang dil
Media Israel melaporkan insiden serius di Rafah, di mana beberapa tentara Israel dilaporkan tewas setelah serangan yang terjadi di Jalur Gaza. Beberapa ten
Mohammad Abu Husseen, seorang anak Palestina berusia empat tahun, menjadi simbol nyata dari tragedi kemanusiaan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Boca